Our World

Film ini bercerita tentang pernikahan seekor kambing, dengan pemeran pembantu yang unik dan konyol abis, Aming. Namun film ini akhirnya menjadi kontroversi di kalangan masyarakat, masyarakat menilai bahwa film di tonton oleh manusia bukan hewan, sedangkan peran utamanya seekor kambing, masyarakat menilai bahwa film ini ga etis untuk di tonton, maka dari itu film ini batal dibuat.

Film yang menceritakan romantisme seorang cewek pada kekasihnya, Dian Sastro berperan sebagai seorang cewek penggemar bermain Kasti, namun dia memiliki tabiat yang buruk, di kala team-nya kalah dengan team lain, banyak kerusuhan terjadi, mulai dari tawuran, pukul-pukulan, dsb. Film ini dinilai buruk, karena menonjolkan sisi kekerasan dari pada drama percintaan, oleh karena itu masyarakat menghujat pembuatan film ini sehingga urung di produksi. 

Diangkat dari kisah nyata, kisah kehidupan Krisdayanti sebelum dan sesudah bercerai dengan Anang, film ini terlihat konyol karena Krisdayanti yang berprofesi sebagai penyanyi berubah menjadi pendekar sakti, dalam film ini juga menceritakan kehidupan bersama Anang, namun di kemas dalam porsi yang berbeda. Lagi-lagi film ini mendapat kecaman dari masyarakat, kehidupan perceraian bukan hal yang baik, sedangkan dalam film ini, menunjukkan bahwa dengan bercerai bukan berarti kehidupan akan berhenti, bukankah manusia di ciptakan sesuai dengan pasangannya, dalam artian seharusnya tidak ada yang namanya cerai, akan banyak masyarakat yang meniru dari film ini jika tetap di putar, maka keputusan yang di ambil,
film batal di produksi.

Film yang berkisah tentang penculikan seorang nenek yang diperankan oleh Mpok Nori dan si penculik yang diperankan oleh Roy Suryo, jelas-jelas disini bahwa masyarakat mengetahui bahwa Roy adalah pakar telematika, yang kerjaannya cuman ngurusin foto atau video untuk ngebuktiin bahwa asli atau buatan, bukan bermain didalamnya.
Mari kita tanya om Roy Suryo,
gambar poster tersebut asli atau buatan ?
Bukankah dia ahli di bidang itu. 

Film Kabayan versi Dunia Millenium, dikisahkan Kabayan (Didi Petet) tersesat di sebuah hutan belantara nun jauh disana. Hutan tersebut berpenghuni makhluk-makhluk aneh. Kontroversinya adalah film seperti ini ga cocok untuk di Indonesia, terlalu "metafora" alias membesar-besarkan, lain halnya dengan si pemeran utama ini, dia ngotot ingin film ini di putar, tapi apa daya, 1 orang melawan masyarakat banyak, film ga jadi di putar.

Mengangkat cerita seorang pria asal Solo, yang berhasil menjadi penyelamat Bumi dari kehancuran, tapi lupa akan kodratnya bahwa dia adalah manusia yang tinggal di sepetak rumah kecil yang sehari-harinya bekerja di sawah, dan sering menggiring kerbau untuk membajak sawah. Film ini pun keluar jalur dari judulnya, bukankah return artinya kembali, tapi pada film ini, pria tersebut ga pernah kembali ke Solo tempat asalnya dulu. Jadi, menurut masyarakat bahwa film ini kurang layak di tonton, kalopun tetap di putar, masyarakat menghimbau untuk mengganti judul film dengan Bang Toyip, karena kita ketahui juga bahwa Bang Toyip 3 kali puasa dan 3 kali lebaran tak pernah pulang, pas dan cocok untuk film ini.

Cerita mistis dan gaib yang ingin diangkat pada film ini, kita ketahui bahwa pada sekitar tahun 2000-an beredar isu tentang Kolor Ijo, ini menjadikan masyarakat was-was akan kejadian tersebut, takut akan terulang lagi. Tapi pada kenyataannya film ini ga berbau mistis sama sekali, film ini hanya dibuat untuk memberikan info pada masyarakat luas, bahwa jangan pernah memakai kolor yang belum kering benar, karena efek yang ditimbulkan adalah si pemakai kolor bisa masuk angin, film yang seperti ini bukankah harusnya bisa di terima oleh masyarakat, tapi kenapa harus di tolak ? selidik punya selidik masyarakat kesal akan adanya film ini, mereka mengatakan bahwa untuk apa nonton film kalo ujung-ujungnya cuman ngasih info bahwa kolor yang belum kering bisa bikin masuk angin, bukankah itu penipuan namanya, sedangkan kita harus bayar tiket mahal-mahal untuk nonton. Lagi-lagi film ini pun di depak dari peredaran.
Manusia.....itulah manusia.

Kisah Dukun Cilik Ponari yang akan di angkat pada film ini, namun sangat di sayangkan syutting film ini ga berjalan mulus, karena Ponari masih sibuk menyembuhkan masyarakat lewat batu petirnya. Lagi-lagi filmnya batal di produksi, tapi salut dech, kalo film yang ini ga ada kontroversinya, paling tidak masih dapat nilai
bukankah kalo salah 1 dapat nilai 9.