Rabu, 03 Februari 2010

Posted by Crew Our World

"Seperti pandangan mata yang terhalang, untuk mendapatkan pemecahan persoalan, Anda pun perlu mencoba menggeser sudut pandang pemikiran Anda".

Alkisah, ada seorang petani di sebuah desa mempunyai hutang yang sangat besar kepada seorang lintah-darat.
Kebetulan, si Lintah Darat naksir berat sama anak perempuan si Petani. Maka
timbulah pikiran liciknya,

"Hei petani, utangmu akan aku anggap lunas kalau aku boleh menikahi anak
perempuanmu!" katanya.
Tentu saja si Petani dan anak perempuannya itu menolaknya.

Si Lintah Darat yang licik itu tak menyerah, "Biarlah kita buang undi. Saya akan memasukkan dua kerikil ke dalam kotak ini, satu hitam dan satu putih. Anak perempuanmu aku persilahkan untuk mengambilnya salah satu. Kalau yang terambil hitam, maka hutangmu lunas dan maka aku mendapatkan anak perempuanmu. Kalau yang terambil putih, kamu tetap berutang padaku dan aku tidak akan menikahi puterimu. Dan ... jika anak perempuanmu tidak mau mengambilnya, kamu akan masuk penjara!" katanya sambil menyeringai licik.

Anak perempuan petani itu tahu betul bahwa ini pastilah siasat licik Lintah Darat itu. Ia yakin, kerikil yang akan dimasukkan dalam kotak itu pastilah
hitam semuanya. Dan benar, tanpa sengaja anak perempuan petani itu melihat si Lintah Darat memasukkan dua kerikil hitam ke dalam kotak!

Anak perempuan petani itu memutar otak, bagaimana ia menyiasati akal bulus lintah darat itu. Dilema yang sangat besar baginya, karena kalau ia menolak
mengambil, ayahnya akan masuk penjara. Kalau ia mengungkapkan kecurangan si Lintah Darat, ia sangat takut dan mungkin malah mencelakakan semuanya.
Bukankah para pengikut dan pengawal Lintah Darat itu bagian dari skenario kelicikannya? Tetapi kalau ia mengambil, pastilah kerikil hitam yang terambil!

Tapi, puji Tuhan, di saat-saat kritis itu, anak perempuan petani itu mendapatkan akal. Dengan disaksikan penduduk sekitar yang berdatangan, ia dengan mantap mengambil salah satu kerikil dalam kotak itu, menggenggamnya, dan kemudian tanpa membuka genggamannya, ia mempersilahkan si Lintah Darat untuk melihat kerikil yang tersisa dalam kotak.

"Apakah warna kerikil yang tersisa Tuanku?" tanya anak perempuan petani itu.

Tentu saja sang Lintah Darat terperanjat dengan kepintaran anak perempuan petani itu, "Hitam ..." katanya lirih.

"Karena Tuan telah memasukkan satu kerikil hitam dan satu kerikil putih, berarti yang ada dalam genggamanku ini adalah kerkil putih!" kata anak perempuan petani itu sambil tersenyum.

Akhir cerita, hutang si Petani lunas, dan anak perempuannya tetap bersama-sama dengan dia. Dan perlu Anda ketahui, sampai Lintah Darat dan semua penduduk pulang ke rumah masing-masing, anak perempuan petani itu tetap tidak membuka genggamannya. Ia tidak ingin mempermalukan Lintah Darat itu dengan menunjukkan kelicikannya dalam soal kerikil hitam dan kerikil putih itu ...
Ia telah memberikan pelajaran berharga bagi si Lintah Darat, bagaimana niat jahatnya dibalas dengan tindakan bijak.

Adakalanya kita menghadapi dilema dan saat-saat sulit dalam menentukan pilihan seperti yang dialami anak perempuan petani itu. Apabila pendekatan logika tidak bisa dilakukan, gunakan pendekatan yang berbeda, atau coba lihat dan pikirkan dari sudut pandang yang berbeda. Pasti akan ada jalan.

0 comments:

Posting Komentar

Jadilah Yang Pertama Untuk Komentar
Karena Pertama Selalu Yang Terbaik
Jadilah Yang Pertama dan Yang Terbaik
Karena Anda Adalah Komentar Pertama dan Komentar Terbaik

 
Template Design By:
SkinCorner